Kades dan Kakaknya Dianiaya Oknum Petugas Keamanan Perusahaan Sawit di OKI

Hukum/Kriminal36 Dilihat

OKI  – Bongkarperkara.com

Kepala Desa (Kades) Cahaya Bumi, Komarudin, dan kakaknya, Zainal Abidin, mengalami luka-luka akibat dianiaya sejumlah petugas keamanan perusahaan sawit di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Senin (20/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan, Jauhari A.Ma, menyebutkan bahwa aksi penganiayaan tersebut juga diduga melibatkan oknum anggota TNI. “Tindakan pemukulan dan penganiayaan ini di luar nalar dan tidak manusiawi,” tegas Jauhari, Selasa (21/10/2025).

Kejadian bermula saat Komarudin mendapat kabar bahwa seorang warganya ditangkap dan diduga dipukuli oleh pihak keamanan perusahaan karena dituduh mencuri sawit.

“Tadi sore kami dapat informasi dari warga, ada penangkapan (warga diduga maling) sawit di perusahaan. Laporan itu menyebut warga kami dipukuli,” ujar Komarudin, Senin (20/10/2025) malam.

Merasa khawatir dengan kondisi warganya, Komarudin berinisiatif mendatangi lokasi untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

Di tengah perjalanan di area kebun Blok 08, Komarudin berpapasan dengan rombongan besar petugas keamanan perusahaan yang diperkirakan berjumlah puluhan orang. Sebagian mengendarai mobil dan motor, bahkan beberapa di antaranya menenteng senjata laras panjang.

“Saya tanya, izin Komandan, di mana ada warga saya yang ditangkap. Awalnya mereka bilang tidak ada,” tuturnya.

Komarudin kemudian memperkenalkan identitasnya sebagai Kades. Namun, pengakuan itu justru memicu amarah oknum petugas. “Ketika aku ngomong begitu, mereka seperti tidak bisa menahan emosi lagi. Saya langsung diserang, langsung dipukul,” ungkapnya.

Melihat adiknya pergi seorang diri, Zainal Abidin menyusul dari belakang. Tiba di lokasi, Zainal terkejut melihat adiknya menjadi bulan-bulanan para petugas keamanan. Ia kemudian mengeluarkan ponsel untuk merekam aksi brutal tersebut sebagai barang bukti.

“Kakak ini nyusul karena lihat saya sendirian. Begitu melihat saya dipukul, dia mengeluarkan HP mau merekam. Tapi langsung dihantam mereka juga, HP nya disita dan dirampas,” jelas Komarudin.

Zainal menambahkan, ia bahkan diancam akan dibunuh dan dipukul menggunakan gagang senjata. “Sampai-sampai (mereka bilang) ‘bunuh’. Saya dipukul pakai gagang senjata itu,” timpal Zainal.

Kedua kakak beradik ini kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil milik perusahaan. Penyiksaan terus berlanjut di dalam mobil hingga mereka tiba di kantor perusahaan.

“Di dalam mobil masih digebuki juga. Sampai di kantor perusahaan, kami masih dipukuli sampai manajer datang,” kata Komarudin.

Situasi baru mereda setelah seorang kepala tata usaha (KTU) perusahaan turun tangan dan beberapa pejabat desa lain serta pihak kepolisian datang.

“Kami akhirnya dievakuasi oleh anggota Polsek Lempuing dan pihak perusahaan untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini kami sudah mendapatkan perawatan oleh dokter,” tutupnya.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *