TUTUYAN — Sudah tiga bulan lamanya pasokan air bersih dari UPTD Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tak kunjung mengalir ke rumah warga. Kondisi ini membuat masyarakat di ibu kota kabupaten, khususnya di wilayah Tutuyan bersatu kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti mandi, mencuci, hingga buang air besar (BAB).
Ironisnya, pantauan wartawan pada Rabu (25/6), aliran air justru tampak deras di sekitar belakang Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Capil), tepatnya di samping Kantor UPTD SPAM Boltim. Namun, air itu tidak dialirkan ke pemukiman warga.
“Sangat tidak adil. Kami warga justru tidak kebagian air, padahal air itu tersedia,” keluh Sumiati, salah satu warga yang terdampak, yang juga merupakan istri seorang wartawan.
Sumiati mengaku, selama tiga bulan terakhir, ia dan keluarga harus mencari alternatif air bersih dari sumber lain yang jaraknya cukup jauh. Hal ini sangat menyulitkan, apalagi bagi keluarga dengan anak kecil dan orang lanjut usia yang tidak memiliki sumur.
“Air sempat mengalir dua hari kalau tidak salah, kemudian mati lagi, jadi terpaksa kami harus angkut air pakai jerigen dari tempat jauh. Ini sudah sangat menyiksa. Sampai kapan harus begini ?” tambahnya dengan nada kecewa.
Ketika dimintai tanggapan, Kepala UPTD SPAM Boltim, Winanda Modeong, memilih bungkam dan tidak memberikan penjelasan apapun terkait mandeknya aliran air ke rumah-rumah warga. Sikap diam tersebut semakin memicu tanda tanya dan kekecewaan masyarakat.
Menyikapi kondisi ini, warga mendesak Bupati Bolaang Mongondow Timur, Oskar Manoppo, dan Wakil Bupati, Argo Sumaiku, untuk segera turun tangan. Mereka menuntut adanya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja UPTD SPAM dan meminta agar hak masyarakat atas air bersih diprioritaskan.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah maupun pihak UPTD. Warga berharap masalah ini segera diselesaikan, sebelum memicu krisis yang lebih besar di tengah masyarakat.(Redaksi)