Respons Cepat Bupati Boltim Jadi Angin Segar, UPTD PUPR Harus Berbenah

Berita, Daerah985 Dilihat

Tutuyan, 30 Mei 2025 – Di tengah derasnya keluhan warga terkait krisis air bersih yang terjadi di ibu kota kabupaten Tutuyan bersatu khusunya yang berada di kompleks Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Gardu Induk Tutuyan, secercah harapan akhirnya datang dari pucuk pimpinan daerah.

Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Oskar Manoppo, menunjukkan kepedulian nyata dengan merespons langsung pemberitaan media yang menyuarakan jeritan masyarakat.

Lewat pesan singkat WhatsApp, Bupati Oskar menegaskan bahwa saat ini perbaikan instalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terdampak banjir sedang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Boltim.

“Iya, sementara PU kerjakan perbaikan akibat banjir,” tulis Bupati Oskar dalam pernyataannya, Jumat (30/5).

Respons cepat ini patut diapresiasi. Di tengah banyaknya agenda pemerintahan, perhatian langsung dari kepala daerah adalah bentuk kepemimpinan responsif yang dibutuhkan rakyat.

Bupati tidak tinggal diam melihat warganya “setengah mati” mencari air bersih, sebagaimana tergambar dalam keluhan-keluhan tulus nan pilu yang diunggah oleh warga melalui media sosial.

Namun, di sisi lain, sorotan terhadap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) SPAM Dinas PUPR Boltim tidak bisa dihindari. Krisis air bukan kali pertama terjadi, dan setiap kali muncul, jawaban yang diberikan seolah hanya sebatas pada penundaan karena alasan teknis atau anggaran.

Hal ini menunjukkan lemahnya manajemen risiko serta minimnya skenario darurat yang semestinya menjadi bagian dari sistem pelayanan publik, apalagi menyangkut kebutuhan dasar seperti air bersih.

Sudah saatnya UPTD SPAM tidak lagi bersandar semata pada alasan klasik menunggu anggaran. Ketika warga harus menimba air secara manual di tengah cuaca panas dan kekeringan, saat itulah mereka merasa benar-benar ditinggalkan. Ketika kebutuhan paling dasar tidak terpenuhi, maka kredibilitas pelayanan publik sedang diuji.

Bupati sudah mengambil langkah awal dengan mendengar dan merespons. Sekarang tanggung jawab teknis ada di pundak Dinas PUPR dan khususnya UPTD SPAM.

Masyarakat menunggu bukan sekadar janji, tapi aksi nyata. Dan lebih dari itu, dibutuhkan reformasi internal di tubuh UPTD agar ke depan tidak lagi tertatih-tatih menghadapi krisis serupa.

Kepemimpinan visioner bukan hanya soal tanggap, tapi juga soal menciptakan sistem yang tahan terhadap guncangan.

Dan langkah cepat Bupati Oskar Manoppo harus menjadi momentum perubahan bagi instansi teknis yang masih gagap menghadapi realitas di lapangan.

Redaksi

 

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *