Inilah Sumpah Leluluhur Kita, Adakah Kita Termasuk Orang Yang Melanggarnya..?

Sejarah Sumpah Pahlawan

Nasional68 Dilihat

Aceh- Bongkar Perkara.Com  Ketika belanda mengirimkan surat berulang kali kepada Kerajaan Aceh dan meminta agar kerajaan Aceh untuk tunduk dibawah kekuasaan kerajaannya akan tetapi Kerajaan Aceh dengan keras menolaknya dan menegaskan bahwa Kerajaan Aceh adalah Kerajaan Berdaulat sama seperti Kerajaan Belanda. Sultan Alaidin Mahmud Syah yang saat itu berkuasa siap menanggung segala resiko ancaman yang datang dari belanda akibat penolakan tersebut.

Menyadari hal itu, Sultan mengadakan musyawarah besar, guna mengatur siasah, jikalau benar Belanda akan menyerang Kerajaan Aceh. Sultan memanggil seluruh negarawan, para wazir, ulama dan Ulee Balang (bangsawan) serta para panglima perang untuk duduk mufakat.Ulee balang

ulee balang

Seluruh yang hadir dalam mufakat tersebut mendukung Sultan untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan Aceh dengan melawan agresi Belanda dan mereka semua diambil sumpah setia oleh mufti kerajaan dan disaksikan oleh Sultan, Para ulama kerajaan, para wazir (negarawan), ulee balang (bangsawan) dan para panglima perang, mereka semua berdiri tegak dan sejajar dan mengucapkan sumpah dengan suara yang lantang.

Demi Allah…. Kami sekalian Ulee balang khadam Negeri Aceh, dan sekalian kami yang ada jabatan masing masing kadar martabat, besar kecil, timur, barat, tunong, baroh, sekalian kami ini semua, kamoe taat keu Allah dan Rasulullah, dan kamoe setian keu Agama Islam dan mengikuti syariat Nabi Muhammad dan kami semua cinta akan kepada Naggroe Aceh, mempertahankan diri dari musoh musoh droeteuh, kecuali ada masyakkah. Kami semua cinta gaseh keupada rakyat dengan meuneumat amanah harta nyang ka dipercayakan oleh empunya milik.

Maka jika kami yang telah bersumpah ini berkhianat dengan mengubah janji seperti apa yang telah di ikrarkan dalam sumpah kami semua ini… Wa Allah (demi Allah) kami semua dapat kutuk Allah dan rasul mulai dari kami semua sampai pada anak cucu kami dan cicit kami turun temurun dapat cerai berai berkelahi, bantah dakwa dakwi dan dicari oleh senjata mana mana berupa apa apa sekalipun..”

Inilah sumpah kerajaan Aceh yang musyuhu, jadi tidak heran seluruh Ulama Umara Negarawan bangsawan sangat setia dan mempertahankan kerajaan Aceh sampai titik darah penghabisan. Tapi apabila kita melihat sekarang, banyak dari anak negeri saling berkelahi, bunuh membunuh, tembak menembak sesama anak Negeri Aceh, maka timbul pertanyaan apakah ada leluhur kita yang melanggar isi dari sumpah tersebut sehingga terjadi anak negeri Aceh bercerai berai seperti terjadinya peristiwa cumbok, DI/TII dan konflik yang baru baru ini.. apakah ini termakan sumpah…??? Wallahualam

Naskah sumpah ini ditemukan dalam dokumen peninggalan Wazir Rama Setia Kerajaan Aceh dan naskah asli masih tersimpan diketurunannya dan fotokopinya bisa dilihat di museum Ali Hasjmy.

hak cipta : sejarah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *