Air Bersih di Ibu Kota Kabupaten Boltim Antara Harapan dan Kenyataan

Berita, Daerah2376 Dilihat

Sudah lebih dari sepekan sejak banjir melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) pada 29 April 2025, namun krisis air bersih masih menghantui warga. Meskipun berada di ibu kota kabupaten, warga Tutuyan kini merasa seolah hidup di desa terpencil yang serba kekurangan.

Saluran air Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang rusak akibat banjir belum juga diperbaiki sepenuhnya. Situasi ini mengakibatkan air bersih tak kunjung mengalir. Ironisnya, tinggal di pusat pemerintahan justru tidak menjamin akses terhadap kebutuhan paling dasar ini.

Tak sedikit warga yang harus mondar-mandir mencari tempat untuk mandi, mencuci, bahkan sekadar buang air. Mereka terpaksa berjalan cukup jauh, ke sungai atau rumah tetangga yang beruntung memiliki sumur dan pompa air. Ibu kota kabupaten yang seharusnya menyediakan fasilitas publik memadai justru menghadirkan kenyataan pahit: hidup di tengah pusat pemerintahan dengan rasa seperti di pelosok desa.

Pemerintah memang telah menjanjikan perbaikan saluran SPAM yang rusak. Namun, hingga saat ini, janji tersebut belum juga terwujud. Apakah pemulihan akses air bersih tidak layak mendapat perhatian secepatnya? Ataukah kenyamanan warga ibu kota tidak cukup penting untuk menjadi prioritas?

Masyarakat tentu berharap tidak hanya pada janji, tetapi pada realisasi. Tidak seharusnya warga di ibu kota merasa terisolasi dalam keterbatasan akses air bersih. Pemerintah perlu mempercepat pemulihan ini dan memastikan bahwa fasilitas dasar tidak menjadi barang langka, terutama di pusat pemerintahan.

Jika ibu kota kabupaten saja tidak mendapat perhatian serius, bagaimana dengan wilayah-wilayah lainnya? Semoga pemerintah segera bergerak lebih cepat, agar masyarakat tidak terus-menerus merasa hidup di antara ironi kota dan desa.  (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *